PSIKOLOGI SOSIAL I
A.
Sejarah
Psikologi
sosial yang belum tertata secara mapan sebagai ilmu empiris tersendiri seperti
sekarang ini sudah ada sejak zaman yunani klasik. Sebagai bagian dari kajian
dari disiplin ilmu filsafat. Tokoh-tokoh filasafat yunani klasik yang dapat
dikategorikan sebagai pemikir metafisika rasional psikologi sosial yaitu PLATO
dan ARISTOTELES.
Sebagai ilmu empiris, yang
berdiri sendiri, kelahiran psikologi sosial ditandai dengan dipublikasikannya 2
buku psikologi sosial yang bersifat monumental yaitu :
- Introduction to Social Psychology (pengantar psikologi sosial) yang ditulis oleh pakar ilmu psikologi William McDougall tahun 1908
- Social Psychology (psikologi sosial) yang ditulis oleh pakar ilmu psikologi A.Ross pada tahun 1908 (Stepan & Stephan 1990)
Pada
tahun 1994, Floyd Allport (dalam Baron & Byrne,2004) menulis sebuah buku
yang berjudul social psychology. Buku ini mengemukakan suatu diktum bahwa
perilaku sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
1. Konformitas Sosial
2. Topik kemampuan individu dalam memahami
emosi orang lain
3. Topik pengaruh audience terhadap kinerja penyelesaian tugas
1. Konformitas Sosial
2. Topik kemampuan individu dalam memahami
emosi orang lain
3. Topik pengaruh audience terhadap kinerja penyelesaian tugas
Pada
periode 1930an, Psikologi sosial menjadi bidang ilmiah baru dalam ilmu
psikologi yang berkembang sangat pesat . Ini dipengaruhi pula oleh buku yang
ditulis Floyd sehingga perkembangan ilmu psikologi sosial semakin pesat
Setelah
mengalami kemerdekaan yang cukup signifikan akibat terjadinya perang dunia II,
perkembangan psikologi sosial menunjukkan perkembangan lebih lanjut pada periode
pertengahan 1940an dan pada priode 1950an. Pada periode ini perkembangan
psikologi sosial ditunjukkan dengan mulai dilakukan penelitian terhadap
pengaruh kelompok pada perilaku individu, hubungan ciri-ciri kepribadian dan
perilaku sosial, dan perkembangan teori isonansi kognitif oleh Leon festinger
pada tahun 1957.
Pada
periode 1990-an mulai berkembang secara nyata aspek terapan teori-teori
psikologi sosial, seperti :
1. Bidang kesehatan
2. Bidang media
3. Proses hukum
4. perilaku organisasi
Pada periode ini juga terjadi perkembangan pada ilmu-ilmu sosial dan ilmu humaniora dan muncullah aliran psikologi sosial yang bersifat kritis, yang berupaya memahami, menjelaskan, meramalkan, dan merekayasa prilaku manusia dalam konteks sosial berdasarkan tujuan pencapaian perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat (hebburn,2003)
1. Bidang kesehatan
2. Bidang media
3. Proses hukum
4. perilaku organisasi
Pada periode ini juga terjadi perkembangan pada ilmu-ilmu sosial dan ilmu humaniora dan muncullah aliran psikologi sosial yang bersifat kritis, yang berupaya memahami, menjelaskan, meramalkan, dan merekayasa prilaku manusia dalam konteks sosial berdasarkan tujuan pencapaian perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat (hebburn,2003)
B.
SOCIAL LEARNING TEORI
Teori
belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah
teori yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya.
Berbeda dengan penganut behaviorisme lainnya, Bandura memandang perilaku
individu tidak semata - mata refleks otomatis atau stimulus ( S-R Bond ),
Melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara
lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar
menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial
dan moral terjadi melalui peniruan ( imitation ) dan penyajian contoh perilaku
(modeling). Teori ini juga memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian
reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku
sosial mana yang perlu dilakukan.
Manusia
sebagai makhluk sosial tidak lepas dari interaksi antara manusia dengan
lingkungan, dan sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri.
Menurut saya, perilaku timbul karena adanya interaksi antara lingkungan dengan
individu. Perilaku timbul bukan karena semata - mata refleks otomatis melainkan
juga akibat reaksi yang timbul dari hasil interaksi antara lingkungan dengan
skema kognitif individu. Apabila perilaku itu bersifat baik maka akan
menimbulkan norma dan moral yang baik. Begitu juga sebaliknya.
Jadi,
kita sebagai pendidik harus bisa menciptakan lingkungan yang dapat mengarahkan
peserta didik ke lingkungan yang baik, yang berkaitan dengan norma dan moral
dalam masyarakat. Kita sebagai pendidik tidak hanya mengajarkan satu materi
saja, tetapi juga harus mengkorelasikan antara materi yang satu dengan yang
lainnya yang bisa mengarahkan siswa untuk menumbuhkembangkan dengan norma dan
moral yang baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena norma
dan moral adalah hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut
teori Albert Bandura, proses pembelajaran tidak hanya terpaku pada teori tetapi
juga pada tingkah laku pendidik yang dapat ditiru siswa. Kita juga dapat
memberikan reward dan punishment kepada peserta didik yang berprestasi agar
menumbuhkembangkan dan memotivasi peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar