WELCOME TO MY BLOG

Rabu, 22 Mei 2013

Konformitas

Conformity adalah tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain (Cialdini & Goldstein, 2004 dalam Sears dkk, 2009). Dalam Richards, G (2010:64) konformitas adalah melakukan hal yang sama dengan orang lain sesuai dengan norma-norma, selera, pendapat, penataan, dan sebagainya yang bersifat behavioral dalam sebuah kelompok yang didalamnya seseorang mengasumsikan dirinya sebagai anggotanya. Konformitas ini merupakan cara yang digunakan orang muda, khususnya mereka yang termasuk dalam komunitas yang termarginalkan, merasakan adanya ikatan untuk menyesuiakan diri dengan norma-norma subkultural yang tidak didukung oleh sebagian besar masyarakat. Namun demikian, pada tingkat yang lebih luas dengan kehadiran internet dan anonimitas kehidupan urban, tren budaya telah berubah ke arah yang berlawanan dan “normalitas” menjadi semakin sulit untuk diidentifikasikan. Baron & Byrne menjelaskan konformitas bagaimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka dengan cara yang dipandang  wajar atau dapat diterima oleh kelompok atau masyarakat agar sesuai dengan norma sosial yang ada.  Konformitas kelompok menunjukkan perilaku individu yang melakukan tindakan sesuai dengan harapan-harapan kelompok sosial dimana perilaku tersebut merupakan ekspresi persetujuan pada norma-norma kelompok. Adapaun norma tersebut merupakan aturan-aturan mengenai perilaku yang dapat diterima dan diharapkan. Selain itu, norma-norma tersebut juga akan menentukan perilaku yang sesuai atau tidak sesuai dilakukan oleh seseorang (Myers, 2005:208).
Konformitas terhadap tekanan teman sebaya pada remaja dapat menjadi positif atau negatif (Camarena, 1991; Foster-Clark & Blyth, 1991; pearl, Bryan & Herzog, 1990; Wall, 1993 dalam Santrock, 2003: 221-223). Remaja yang terlibat atas tingkah lakunya yang negatif, seperti menggunakan bahasa gaul, mencuri, menghiraukan apa yang dikatakan oleh orang tua dan gurunya. Namun banyak konformitas pada remaja yang positif dan merupakan keinginan untuk terlibat dalam dunia teman sebaya, misalnya berpakaian seperti teman-temannya dan ingin menghabiskan waktu dengan anggota dari perkumpulan. Tekanan konformitas yang terjadi ini akan menjadikan ide yang umum dalam kehidupan remaja. Kekuatannya dapat dilihat dari pilihan mereka dalam melakukan aktivitas bersama teman sebayanya, apakah mengarah pada konformitas yang positif atau konformitas yang negatif.

Minggu, 12 Mei 2013

Yuk! Wisata ke Surga Bawah Laut Pantai Samboang Diujung Selatan Butta Panrita Lopi

BULUKUMBA - Pantai Samboang di Kelurahan Ekatiro, Kecamatan Bonto Tiro, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi-Selatan merupakan sebuah daerah tujuan wisata bahari berpasir putih eksotik yang letaknya berjauhah dengan kawasan pasir putih Tanjung Bira.

Jumat, 03 Mei 2013

Dinamika Psikologi Menurut Freud, Jung, Sullivan, Adler, Maslow, dan Pavlov


   A.    Dinamika psikologi menurut Sigmund Freud
Psikoanalisis hampir diidentikan dengan sosok seorang Freud. Sigmund Freud (1856-1939) lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia yang pada masa itu merupakan provinsi di bagian utara Kekaisaran Autro Hongaria dan sekarang adalah wilayah Republik Ceska.
Dalam buku Sejarah dan Sistem Psikologi oleh James F. Brennan pada tahun 2006, pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif tulisan tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan kepribadian. Freud mengemukakan tiga struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.

Rabu, 01 Mei 2013

Psikologi Abnormal

I. PENDAHULUAN

Dalam percakapan sehari – hari psikologi abnormal sering ditemukan namun pengertiannya terutama secara teknis tidak selalu menunjukkan pengertian yang sama atau seragam. Hal ini bisa jadi menimbulkan masalah ketika kita menggunakan untuk keperluan yang lebih spesifik daripada sekedar berwacana saja. Istilah – istilah lain dari psikologi abnormal atau sering juga disebut perilaku abnormal atau abnormal behaviour adalah perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya mental disorder, psikopatology, emotional discomfort, mental illness atau gangguan mental.
Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi tentang gangguan mental ( psikologis ). Studi gangguan mental umumnya diasosiasikan dengan perspektif model medis (medical model) yang menganggap bahwa perilaku abnormal merupakan simtom dari penyakit atau gangguan yang mendasarinya.