A.
Dinamika psikologi menurut Sigmund Freud
Psikoanalisis
hampir diidentikan dengan sosok seorang Freud. Sigmund Freud (1856-1939) lahir
pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg Moravia yang pada masa itu merupakan
provinsi di bagian utara Kekaisaran Autro Hongaria dan sekarang adalah wilayah
Republik Ceska.
Dalam
buku Sejarah dan Sistem Psikologi oleh James F. Brennan pada tahun 2006,
pandangan freud terus berkembang selama kariernya yang panjang. Hasil kolektif
tulisan tulisan yang luas merupakan sebuah sistem rinci tentang perkembangan kepribadian. Freud mengemukakan tiga
struktur spesifik kepribadian yaitu Id, Ego dan Superego. Ketiga struktur
tersebut diyakininya terbentuk secara mendasar pada usia tujuh tahun.
Struktur
ini dapat ditampilkan secara diagramatik dalam kaitannya dengan aksesibilitas
bagi kesadaran atau jangkauan kesadaran individu. Id merupakan libido murni
atau energi psikis yang bersifat irasional. Id merupakan sebuah keinginan yang
dituntun oleh prinsip kenikmatan dan berusaha untuk memuaskan kebutuhan ini.
Ego
merupakan sebuah pengatur agar id dapat dipuaskan atau disalurkan dalam
lingkungan sosial. Sistem kerjanya pada lingkungan adalah
menilai realita untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar
nilai-nilai superego. Sedangkan Superego sendiri adalah bagian moral dari
kepribadian manusia, karena ia merupakan nilai baik-buruk, salah- benar, boleh-
tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan Ego yaitu Id.
ü Kesadaran
dan Ketidaksadaran
Pemahaman
tentang kesadaran dan ketidaksadaran manusia merupakan salah satu sumbangan
terbesar dari pemikiran Freud. Menurutnya, kunci untuk memahami perilaku dan
problema kepribadian bermula dari hal tersebut. Ketidakasadaran itu tidak dapat
dikaji langsung, karena perilaku yang muncul itu merupakan konsekuensi
logisnya.
Sedangkan
kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan
pikiran manusia. Hal ini dapat diibaratkan seperti gunung es yang ada di bawah
permukaan laut, dimana bongkahan es itu lebih besar di dalam ketimbang yang
terlihat di permukaan.
Demikianlah
juga halnya dengan kepribadian manusia, semua pengalaman dan memori yang
tertekan akan dihimpun dalam alam ketidaksadaran.
ü Kecamasan
Bagian yang tidak kalah
penting dari teori Freud adalah tentang kecemasan. Kecemasan ini menurutnya
berkembang dari konflik antara sistem id, ego dan superego tentang sistem
kontrol atas energi psikis yang ada. Menurut Freud kecemasan itu ada tiga:
kecemasan realita, neurotik dan moral.
Ø Kecemasan realita adalah rasa takut
akan bahaya yang datang dari dunia luar dan derajat kecemasan semacam itu
sangat tergantung kepada ancaman nyata.
Ø Kecemasan neurotik adalah rasa takut kalau-kalau
instink akan keluar jalur dan menyebabkan sesorang berbuat sesuatu yang
dapat mebuatnya terhukum, dan
Ø Kecemasan moral adalah rasa takut
terhadap hati nuraninya sendiri. Orang yang hati nuraninya cukup berkembang
cenderung merasa bersalah apabila berbuat sesuatu yang bertentangan dengan
norma moral.
ü Mekanisme Pertahan Ego
Untuk menghadapi tekanan
kecemasan yang berlebihan, sistem ego terpaksa mengambil tindakan ekstrim untuk
menghilangkan tekanan itu. Tindakan yang demikian itu, disebut mekanisme
pertahanan, sebab tujuannya adalah untuk mempertahankan ego terhadap tekanan
kecemasan. Dalam teori Freud, bentuk-bentuk mekanisme pertahanan yang penting
adalah:
a)
represi;
ini merupakan sarana pertahanan yang bisa mengusir pikiran serta perasaan yang
menyakitkan dan mengancam keluar dari kesadaran,
b)
memungkiri; ini adalah cara mengacaukan apa
yang dipikirkan, dirasakan, atau dilihat seseorang dalam situasi traumatik,
c)
pembentukan
reaksi; ini adalah menukar suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan
kecemasan dengan melawannya dalam kesadaran,
d)
proyeksi;
ini berarti memantulkan sesuatu yang sebenarnya terdapat dalam diri kita
sendiri ke dunia luar,
e)
penggeseran;
merupakan suatu cara untuk menangani kecemasan dengan menyalurkan perasaan atau
impuls dengan jalan menggeser dari objek yang mengancam ke “sasaran yang lebih
aman”,
f)
rasionalisasi;
ini cara beberapa orang menciptakan alasan yang “masuk akal” untuk menjelaskan
disingkirnya ego yang babak belur,
g)
sublimasi;
ini suatu cara untuk mengalihkan energi seksual kesaluran lain, yang secara
sosial umumnya bisa diterima, bahkan ada yang dikagumi
h)
regresi;
yaitu berbalik kembali kepada prilaku yang dulu pernah mereka alami,
i)
introjeksi;
yaitu mekanisme untuk mengundang serta “menelaah” sistem nilai atau standar
orang lain,
j)
konpensasi,
k)
ritual
dan penghapusan.
ü Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan manusia
dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses
perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam
teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam
proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan
sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang
terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap
oral, tahap anal, tahap phalik, tahap laten, dan tahap genital.
B.
Dinamika psikologi menurut Carl Gustav Jung
1.
Dasar-Dasar Teori Analitik Jung
Teori kepribadian Jung
dipandang sebagai teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses-proses tak
sadar, namun berbeda dalam sejumlah hal penting dengan teori kepribadian Freud.
Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu
dan rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi
(teleologi). Baik masa lampau sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai
potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku orang sekarang. Pandangan Jung
tentang kepribadian adalah prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke
arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti
bahwa ia memperhatikan masa lampau. Bagi Freud, hanya ada pengulangan yang tak
habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, ada
perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah
keparipurnaan dan kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali.
Teori Jung juga berbeda
dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang kuat pada
dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu
sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. Freud menekankan asal-usul
kepribadian pada kanak-kanak sedangkan Jung menekankan asal-usul kepribadian
pada ras..
2.
Struktur Kepribadian
1.
Ego
Ego adalah jiwa sadar
yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiran-pikiran dan
perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas
seseorang,dan dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada
kesadaran.
2.
Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadran pribadi
adalah daerah yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan,
disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu
lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi.
3.
Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif
adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau
leluhur seseorang,masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia
sebagai suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek
moyang binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan
evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman
yang berulang selama banyak generasi. Semua manusia kurang lebih memiliki
ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan sifat universal
ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan stuktur otak pada semua ras manusia
dan kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.
§ Arkhetipe-Arkhetipe. Arkhetipe adalah suatu bentuk
pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk pikiran
ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang dalam kehidupan sadar
normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.
§ Persona. Persona adalah topeng yang dipakai
sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi
masyarakat, serta terhadap kebutuhan-kebutuhan arkhetipal sendiri(Jung,1945).
Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan tertentu pada orang-orang lain dan
sering kali, meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang
sebenarnya.
§ Anima dan animus. Manusia pada hakikatnya merupakan
makhluk biseksual. Pada tingakat fisiologis, laki-laki mengeluarkan hormon seks
laki-laki maupun perempuan, demikian juga wanita.Pada tingkat
psikologis,sifat-sifat maskulin dan feminin terdapat pada kedua jenis. Jung
mengaitkan sisi feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita
dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe fenimin pada pria disebut anima, arkhetipe
maskulin pada wanita disebut animus (Jung,1945,1945b).
§ Bayang-bayang. Bayang-bayang mencerminkan sisi
binatang pada kodrat manusia. Sebagai arkhetipe ,bayang-bayang melahirkan dalam
diri kita konsepsi tentang dosa asal; apabila bayang-bayang diproyeksikan
keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.
§ Diri (Self). Arkhetipe yang mencerminkan
perjuangan manusia kearah kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931). Diri adalah titk
pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia
mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan,
keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.
4.
Sikap
Jung membedakan dua sikap
atau orientasi utama kepribadian,yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi.
Sikap ektraversi mengarah sang pribadi ke dunia luar, dunia objetif; sikap
introversi mengarahkan orang ke dunia dalam,dunia subjektif (1921). Kedua sikap
yang berlawanan ini ada dalam kepribadian tetapi biasanya salah satu
diantaranya dominan dan sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstavert dalam relasinya
dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert.
5.
Fungsi
Ada empat fungsi
psikologis fundamental:
a. Pikiran. Berpikir melibatkan ide-ide dan
intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya
sendiri.
b. Perasaan. Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ia
adalah nilai benda-benda,entah bersifat positif maupun negatif,bagi subjek.
Fungsi perasaan memberikan kepada manusia pengalaman-pengalaman subjektifnya
tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan
dan cinta.
c. Pendriaan. Pendirian adalah fungsi perceptual
atau fungsi kenyataan.Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk-bentuk
representasi dunia.
d. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan.
d. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan.
Pikiran dan perasaan
disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal,penilaian,abstraksi dan
generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum-hukum dalam alam
semesta. Pendirian dan intuisi dipandang sebagai fungsi irrasional karena
mereka didasarkan pada persepsi tentang hal-hal yang konkret, khusus dan
aksidental.
Biasanya salah satu diantara keempat fungsi itu berkembang jauh melampaui ketiga lainnya,dan memainkan peranan yang lebih menonjol dalam kesadaran.Ini disebut fungsi superior. Salah satu dari ketiga fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila fungsi kerja superior terhambat maka secara otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi superior. Fungsi yang paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu disebut fungsi inferior.Fungsi itu direpresikan dan menjadi tidak sadar. Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam mimpi-mimpi dan fantasi-fantasi. Fungsi inferior itu juga memilki fungsi pelengkap.
Biasanya salah satu diantara keempat fungsi itu berkembang jauh melampaui ketiga lainnya,dan memainkan peranan yang lebih menonjol dalam kesadaran.Ini disebut fungsi superior. Salah satu dari ketiga fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila fungsi kerja superior terhambat maka secara otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi superior. Fungsi yang paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu disebut fungsi inferior.Fungsi itu direpresikan dan menjadi tidak sadar. Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam mimpi-mimpi dan fantasi-fantasi. Fungsi inferior itu juga memilki fungsi pelengkap.
6.
Interaksi di Antara Sistem-Sistem Kepribadian
Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak membangun seluruh kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda.
Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak membangun seluruh kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda.
1.
Salah satu sistem bisa mengkompensasikan kelemahan sistem
lain,
Kompensasi bisa dijelaskan dengan interaksi antara sikap dan ektraversi dan introversi yang berlawanan. Apabila ektraversi merupakan sikap ego sadar yang dominan atau superior maka ketidaksadaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap intoversi yang direpresikan. Kompensasi juga terjadi antarfungsi. Seseorang yang menekankan pikiran dan persaan dalam kesadarannya akan menjadi intuitif, dan bertipe pendirian secara tak sadar. Demikian juga, ego dan anima pada seorang pria serta animus pada seorang wanita melahirkan hubungan kompensatorik satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan anima adalah feminine dan ego wanita yang normal adalah feminin sedangkan animus maskulin.Pada umumnya, semua isi kesadaran dikompensasikan oleh isi-isi ketidaksadaran. Prinsip kompensasi memberikan semacam ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur-unsur yang saling bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak seimbang secara neurotis.
Kompensasi bisa dijelaskan dengan interaksi antara sikap dan ektraversi dan introversi yang berlawanan. Apabila ektraversi merupakan sikap ego sadar yang dominan atau superior maka ketidaksadaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap intoversi yang direpresikan. Kompensasi juga terjadi antarfungsi. Seseorang yang menekankan pikiran dan persaan dalam kesadarannya akan menjadi intuitif, dan bertipe pendirian secara tak sadar. Demikian juga, ego dan anima pada seorang pria serta animus pada seorang wanita melahirkan hubungan kompensatorik satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan anima adalah feminine dan ego wanita yang normal adalah feminin sedangkan animus maskulin.Pada umumnya, semua isi kesadaran dikompensasikan oleh isi-isi ketidaksadaran. Prinsip kompensasi memberikan semacam ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur-unsur yang saling bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak seimbang secara neurotis.
2.
Salah satu sistem bisa menentang sistem lain,
Pertentangan terdapat dimana-mana dalam kepribadian; antara ego dan bayang-bayang,antara ego dan ketidaksadaran pribadi,antara persona dan anima atau animus, antara persona dan ketidaksadaran pribadi,antara kolektif dan ego,serta antara ketidaksadaran kolektif dan persona. Introversi bertentangan dan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan,dan pendirian bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti bola bulu tangkis yang dipukul bolak-balik antara tuntutan-tuntutan luar dari masyarakat dan tuntutan-tuntutan batin dari ketidaksadaran kolektif. Sebagai akibat dari pertarungan ini berkembanglah persona atau topeng. Persona kemudian diserang oleh arkhetipe-arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif.
Pertentangan terdapat dimana-mana dalam kepribadian; antara ego dan bayang-bayang,antara ego dan ketidaksadaran pribadi,antara persona dan anima atau animus, antara persona dan ketidaksadaran pribadi,antara kolektif dan ego,serta antara ketidaksadaran kolektif dan persona. Introversi bertentangan dan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan,dan pendirian bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti bola bulu tangkis yang dipukul bolak-balik antara tuntutan-tuntutan luar dari masyarakat dan tuntutan-tuntutan batin dari ketidaksadaran kolektif. Sebagai akibat dari pertarungan ini berkembanglah persona atau topeng. Persona kemudian diserang oleh arkhetipe-arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif.
3.
Dua sistem atau lebih bisa bersatu membentuk sintesis.
Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh Jung disebut fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilkan sintesis antara sistem-sistem yang bertentangan dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat dari kepribadian yang terintegrasi ini adalah diri (self).
Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh Jung disebut fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilkan sintesis antara sistem-sistem yang bertentangan dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat dari kepribadian yang terintegrasi ini adalah diri (self).
4.
Dinamika Kepribadian
1) Energi Psikis
Energi yang menjalankan
fungsi kepribadian disebut energi psikis(Jung,1948b). Energi psikis merupakan
menifestasi energi kehidupan, yakni energi organisme sebagai sistem biologis.
Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain,yakni dari proses-proses
metabolik tubuh. Energi psikis terungkap sacara konkret dalam bentuk daya-daya
actual atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan, perhatian, dan perjuangan
adalah contoh-contoh daya aktual dalam kepribadian; disposisi, bakat,
kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contoh-contoh daya potensial.
a. Nilai-Nilai Psikis. Jumlah energi psikis yang tertanam
dalam salah satu unsur kepribadian disebut nilai dari unsur itu. Ide atau
perasaan tersebut memainkan peranan pentingdalam mencetuskan dan mengarahkan
tingkah laku.
b. Daya Konstelasi Suatu Kompleks. Nilai-nilai tak sadar harus
ditentukan dengan menilai “daya konstelasi unsur inti suatu kompleks“ yang
terdiri dari jumlah kelompok-kelompok item yang dihubungkan oleh unsur inti
kompleks. Jung membicarakan tiga metode yang dapat dipakai untuk menaksir daya
konstelasi unsur inti :
a) Observasi langsung plus
deduksi-deduksi analitik. Melalui observasi dan inferensi kita dapat
mengestimasikan jumlah asosiasi yang terikat pada suatu unsur inti.
b) Indikator-indikator kompleks. Indikator
kompleks adalah suatu gangguan tingkah laku yang menunjukkan adanya kompleks.
c) Intensitas ungkapan emosi. Intensitas reaksi
emosi seseorang terhadap suatu situasi merupakan ukuran lain tentang kekuatan
suatu kompleks.
2) Prinsip Ekuivalensi
Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa
jika energi dikeluarkan untuk menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlah
yang dikeluarkan itu akan muncul di satu tempat lain dlam sistem. Prinsip ini
menyatakan bahwa jika suatu nilai tetentu melemah atau menghilang, maka jumlah
energi yang diwakili oleh nilai itu tidak akan hilang dari psikhe tetapi akan
muncul kembali dalam suatu nilai baru. Surutnya suatu nilai sudah pasti berarti
munculnya suatu nilai lain. Misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada
suatu sistem lain, mungkin persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan
ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan
mengorbankan struktur-struktur lain dalam kepribadian.
3) Prinsip Entropi
Prinsip entropi menyatakan bahwa
distribusi energi dalam psikhe mencari ekuilibrium atau keseimbangan. Jung
menyatakan bahwa realisasi diri adalah tujuan dari perkembangan psikis
maksudnya antara lain adalah bahwa dinamika kepribadian bergerak ke arah suatu
keseimbangan daya-daya yang sempurna.
4) Penggunaan energy
Seluruh energi psikis yang tersedia
untuk kepribadian digunakan untuk dua tujuan umum. Sebagian diantaranya dipakai
untuk melakukan pekerjaan yang perlu untuk memelihara kehidupan dan untuk
pembiakan spesies.
Ø Perkembangan Kepribadian
1. Kausalitas versus Teleologi
Ide tentang tujuan yang membimbing dan mengarahkan nasib manusia pada haikikatnya merupakan penjelasan teleologis dan penjelasan finalistis. Pandang kausalitas menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa sekarang ini adalah akibat atau hasil pengaruh dari keadaan atau sebab sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh masa depan (teleologi).
Ide tentang tujuan yang membimbing dan mengarahkan nasib manusia pada haikikatnya merupakan penjelasan teleologis dan penjelasan finalistis. Pandang kausalitas menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa sekarang ini adalah akibat atau hasil pengaruh dari keadaan atau sebab sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi juga ditentukan oleh masa depan (teleologi).
2. Sinkronisitas
Gejala-gejala sinkronistik bisa dijelaskan berdasarkan hakikat arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe dikatakan bersifat psychoid yakni bersifat psikologis dan fisik sekaligus. Akibatnya, arkhetipe dapat membawa ke dalam kesadaran suatu gambaran jiwa tentang peristiwa fisik meskipun tidak ada persespi langsung terhadap peristiwa fisik tersebut. Arkhetipe tidak menyebabkan dua peristiwa, tetapi ia memiliki suatu kualitas yang memungkinkan sinkronisitas itu terjadi. Prinsip sinkronisitas kiranya akan memperbaiki pandangan bahwa pikiran menyebabkan materialisasi atau terjadinya hal-hal yang dipikirkan.
Gejala-gejala sinkronistik bisa dijelaskan berdasarkan hakikat arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe dikatakan bersifat psychoid yakni bersifat psikologis dan fisik sekaligus. Akibatnya, arkhetipe dapat membawa ke dalam kesadaran suatu gambaran jiwa tentang peristiwa fisik meskipun tidak ada persespi langsung terhadap peristiwa fisik tersebut. Arkhetipe tidak menyebabkan dua peristiwa, tetapi ia memiliki suatu kualitas yang memungkinkan sinkronisitas itu terjadi. Prinsip sinkronisitas kiranya akan memperbaiki pandangan bahwa pikiran menyebabkan materialisasi atau terjadinya hal-hal yang dipikirkan.
3. Hereditas
Hereditas berkenaan dengan insting-insting biologis yang menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan reproduksi. Insting merupakan dorongan batiniah untuk bertindak dengan cara tertentu, bila timbul suatu keadaan jaringan tertentu. Pandangan Jung tentang insting-insting tidak berbeda dengan pandangan yang dikemukakaan oleh biologi modern ( Jung. 1929, 1948c ). Disamping warisan insting-insting biologis terdapat juga “pengalaman pengalaman“ leluhur. Pengalaman-pengalaman ini, diwariskan dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe.
Hereditas berkenaan dengan insting-insting biologis yang menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan reproduksi. Insting merupakan dorongan batiniah untuk bertindak dengan cara tertentu, bila timbul suatu keadaan jaringan tertentu. Pandangan Jung tentang insting-insting tidak berbeda dengan pandangan yang dikemukakaan oleh biologi modern ( Jung. 1929, 1948c ). Disamping warisan insting-insting biologis terdapat juga “pengalaman pengalaman“ leluhur. Pengalaman-pengalaman ini, diwariskan dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe.
4. Tahap-tahap perkembangan
Ketika individu mencapai usia 30-an
atau awal 40-an terjadi perubahan nilai yang radikal. Orang yang berusia
setengah baya menjadi lebih introvet dan kurang implusif. Kebijaksanaan dan
kecerdasan menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Orang menjadi lebih
spiritual. Peralihan ini merupakan peristiwa yang sangat menentukan dalam
kehidupan seseorang. Ia merupakan saat yang paling berbahaya, karena kalau
terjadi ketidakberesan selama perpindahan energi ini, kepribadian bisa menjadi
lumpuh selamanya.
5. Progresi dan Regresi
Perkembangan dapat mengikuti gerak
maju, progesif, atau gerak mundur, regresif. Progresi oleh Jung dimaksudkan
bahwa ego sadar menyesuaikan diri sendiri secara memuaskan baik terhadap
tuntutan-tuntutan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan-kebutuhan
ketidaksadaran. Dalam progesi yang normal, daya-daya yang berlawanan
dipersatukan dalam suatu arus proses psikis yang terkoordinasi dan harmonis.
6.
Proses individuas
Perkembangan adalah mekarnya
kebulatan asli yang tidak berdiferensiasi yang dimiliki manusia pada saat
dilahirkan. Tujuan terakhir pemekaran ini adalah realisasi diri. Untuk memiliki
kepribadian yang sehat dan terintegrasi, setiap sistem harus dibiarkan mencapai
tingkat diferensiasi, perkembangan, dan pengungkapan yang paling penuh. Proses
untuk mencapai ini disebut proses individuasi ( Jung, 1939, 1950 ).
7.
Fungsi transenden
Apabila keanekaragaman telah dicapai
lewat proses indiiduasi, maka sistem-sistem yang berdiferensiasi itu kemudian
diintegrasikan oleh fungsi transenden ( Jung, 1916b ).
8. Sublimasi dan represi
Sublimasi bersifat progesif, represi
bersifat regresif. Sublimasi menyebabkab psikhe bergerak maju, sedangakan
represi menyebabkan psikhe bergerak mundur. Sublimasi menghasilkan
rasionalitas, sedangkan represi menghasilkan irasionalitas. Sublimasi bersifat
integratif sedangkan represi bersifat disintegratif.
9. Perlambangan
Lambang dalam psikologi Jungian mempunyai dua fungsi utama. Lambang merupakan usaha untuk memuaskan impuls instingtif yang terhambat, di lain pihak lambang merupakan perwujudan bahan arkhetipe. Lambang-lambang adalah bentuk representasi psikhe. Lambang-lambang tidak hanya mengungkapkan khazanah kebijaksanan umat manusia yang diperoleh secara rasial dan individual, tetapi lambang-lambang itu juga menggambarkan tingkat-tingkat perkembangan yang jauh mendahului perkembangan manusia sekarang.
Lambang dalam psikologi Jungian mempunyai dua fungsi utama. Lambang merupakan usaha untuk memuaskan impuls instingtif yang terhambat, di lain pihak lambang merupakan perwujudan bahan arkhetipe. Lambang-lambang adalah bentuk representasi psikhe. Lambang-lambang tidak hanya mengungkapkan khazanah kebijaksanan umat manusia yang diperoleh secara rasial dan individual, tetapi lambang-lambang itu juga menggambarkan tingkat-tingkat perkembangan yang jauh mendahului perkembangan manusia sekarang.
C.
Dinamika psikologi menurut Harry Stack Sullivan
1.
Struktur Kepribadian
Organisasi
kepribadian terdiri dari peristiwa-peristiwa antar pribadi, dan bukan
peristiwa-peristiwa intra psikis. Kepribadian hanya memanifestasikan dirinya
ketika orang bertingkah laku dalam hubungan dengan salah seseorang atau
beberapa individu lain. Kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai
proses yang terjadi dalam serangkaian medan anatar pribadi.
a.
Dinamisme. Dinamisme didefinisikan
sebagai pola transformasi energi yang relatif menetap, yang secara berulang
memberi ciri kepada organisme selama keberadaannya sebagai organisme hidup.
Transformasi energi adalah suatu bentuk tingkah laku. Dinamisme-dinamisme yang
khas manusiawi adalah dinamisme-dinamisme yang memberi ciri kepada
hubungan-hubungan antar pribadi seseorang. Suatu dinamisme biasanya memakai
daerah atau bagian tertentu dalam badan seperti mulut, tangan, anus, dan alat
kelamin untuk berinteraksi dengan lingkungan. Kebanyakan dinamisme bertujuan
memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar organisme. Akan tetapi ada suatu dinamisme
penting yang berkembang sebagai akibat dari kecemasan yang disebut dinamisme
diri atau sistem diri.
b.
Sistem Diri. Kecemasan adalah suatu
produk dari hubungan-hubungan antarpribadi, yang berasal dari ibu dan
diteruskan kepada bayi dan dalam kehidupan selanjutnya oleh ancaman-ancaman
terhadap keamanannya. Untuk menghindari kecemasan aktual maupun potensial,
orang-orang memakai berbagai macam tindakan protektif dan kontrol pengawas
terhadap tingkah lakunya.
c.
Personifikasi. Personifikasi adalah
suatu gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri atau orang lain.
Personifikasi adalah perasaan, sikap, dan konsepsi kompleks yang timbul karena
mengalami kepuasan kebutuhan atau kecemasan. Personifikasi-personifikasi yang
dimiliki oleh sejumlah orang disebut stereotype. Inilah konsepsi-konsepsi yang
diakui bersama, yakni ide-ide yang diterima secara luas di antara anggota-anggota
masyarakat dan diwariskan dari generasi-generasi.
2.
Proses Kognitif
a.
Pengalaman prototaksik. Dipandang
sebagai rangkaian keadaan sesaat yang terpisah – pisah dari organisme yang
melakukan penginderaan.
b.
Cara berpikir pratataksik. Melihat
hubungan kausal antara peristiwa – peristiwa yang terjadi kira – kira pada saat
yang sama tetapi yang tidak berhubungan secara logis.
c.
Cara berpikir sintaksik. Merupakan
aktivitas lambang yang diterima bersama, terutama aktivitas lambang yang
bersifat verbal.
3.
Dinamika Kepribadian
Sullivan
memandang kepribadian sebagai suatu sistem energi yang fungsi utamanya adalah
melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksikan tegangan.
a)
Tegangan. Menurut Sillivan ada 2
sumber utama tegangan yaitu :
Tegangan-tegangan yang disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan organisme. Kebutuhan-kebutuhan berkaitan dengan syarat-syarat kehidupan yang sifatnya fisiokimiawi, seperti keadaan kekurangan makanan, air, atau oksigen yang menimbulkan disekuilibrium (ketidakseimbangan) dalam tata organisme. Kebutuhan-kebutuhan yang berada di tingkat lebih rendah harus dipuaskan sebelum sampai kepada kebutuhan-kebutuhan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi.
Tegangan-tegangan yang disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan organisme. Kebutuhan-kebutuhan berkaitan dengan syarat-syarat kehidupan yang sifatnya fisiokimiawi, seperti keadaan kekurangan makanan, air, atau oksigen yang menimbulkan disekuilibrium (ketidakseimbangan) dalam tata organisme. Kebutuhan-kebutuhan yang berada di tingkat lebih rendah harus dipuaskan sebelum sampai kepada kebutuhan-kebutuhan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi.
b)
Tegangan-tegangan sebagai akibat
dari kecemasan. Kecemasan adalah penghayatan tegangan akibat adanya
ancaman-ancaman nyata atau luarnya dibayangkan terhadap keamanan seseorang.
Kecemasan yang hebat mereduksikan efisiensi individu-individu dalam memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya, mengganggu hubungan-hubungan antarpribadi, dan
mengacaukan pikiran.
Transformasi
Energi. Energi ditransformasikan dengan melakukan pekerjaan. Pekerjaan bisa
berupa kegiatan-kegiatan yang melibatkan otot-otot badan atau berupa
kegiatan-kegiatan mental seperti persepsi, ingatan, dan berpikir.
Kegiatan-kegiatan yang terbuka ataupun yang sembunyi ini bertujuan untuk
mengurangi tegangan. Kegiatan-kegiatan ini pada umumnya ditentukan oleh
masyarakat di mana orang dibesarkan.
4.
Perkembangan Kepribadian
Sullivan
menguraikan secara terperinci mengenai urutan situasi – situasi antarpribadi
yang
a.
dialami orang selama berkembangnya
sejak masa bayi sampai masa dewasa dan cara-cara bagaimana situasi-situasi ini
ikut membentuk kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih
bersifat psikologi- sosial tentang perkembangan kepribadian, suatu pandangan di
mana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peranan
yang semestinya.
Sullivan menguraikan enam tahap perkembangan kepribadian sebelum tahap kematangan yang terakhir dicapai. Keenam tahap tersebut adalah :
Sullivan menguraikan enam tahap perkembangan kepribadian sebelum tahap kematangan yang terakhir dicapai. Keenam tahap tersebut adalah :
a)
Masa bayi. Masa bayi mulai dari
lahir sampai saat belajar berbicara. Ini adalah masa di mana daerah oral
merupakan daerah utama dalam interaksi antara bayi dan lingkungannya. Perawatan
yang diberikan ibu memberikan bayi pengalaman antarpribadi yang pertama.
b)
Masa kanak-kanak. Peralihan dari
masa bayi ke masa kanak – kanak dimungkinkan oleh perkembangan bahasa dan
organisasi pengalaman secara sintaksik. Masa kanak-kanak berlangsung sejak anak
mulai bisa mengucapkan kata-kata sampai timbulnya kebutuhan akan kawan – kawan
bermain.
c)
Masa juvenile (pueral).Tahap
juvenile berlangsung sepanjang sebagian besar tahun-tahun sekolah dasar. Inilah
masa untuk belajar menjadi sosial, memperoleh pengalaman-pengalaman tunduk pada
tokoh – tokoh autoritas di luar keluarga, bersaing dan bekerjasama, mempelajari
arti mengasingkan diri dari pergaulan, penghinaan, dan perasaan kelompok.
d)
Masa pra-adolesen. Masa pra-adolesen
yang relatif singkat ditandai oleh kebutuhan akan hubungan yang akrab dengan
kawan sejenis, sahabat yang dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dalam
melaksanakan tugas – tugas dan memecahkan masalah-masalah hidup. Inilah masa
yang sangat penting karena masa ini menandakan permulaan hubungan-hubungan
manusiawi sejati dengan orang-orang lain.
e)
Masa adolesen awal. Tantangan utama
masa adolesen awal adalah mengembangkan pola aktivitas heteroseksual. Sullivan
mengemukakan bahwa banyak konflik masa adolesen timbul dari kebutuhan-kebutuhan
akan kepuasan seksual, keamanan, dan keakraban yang saling berlawanan. Masa
adolesen awal berlangsung sampai orang menemukan suatu pola perbuatan stabil
yang memuaskan dorongan-dorongan genitalnya.
f)
Masa adolesen akhir. Masa adolesen
akhir merupakan suatu inisiasi yang agak panjang ke arah hak, kewajiban,
kepuasan, dan tanggung jawab kehidupan sebagai warga masyarakat dan warga
negara. Kemampuan untuk menjalin hubungan-hubungan antarpribadi lambat laun
terbentuk secara matang dan berkembang pula kemampuan menghayati secara
sintaksik yang memungkinkan perluasan horison-horison simbolis.
D.
Dinamika psikologi menurut Alfred Adler
Menurut Adler, masalah dalam
kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya mencintai dan
bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan
kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai
berikut:
a)
Setiap orang berjuang untuk mencapai
superioritas atau kompetensi personal
b)
Setiap orang mengembangkan gaya
hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar atau direncanakan dan sebagian
tidak disadari.
·
Gaya hidup seseorang mengindikasikan
pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
·
Rencana hidup dikembangkan
berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada tujuan yang diperjuangkan
seseorang untuk dicapai
c)
Kualitas kepribadian yang sehat
adalah kapasitas untuk mencapai “fellow feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang
fokus pada kesehjateraan orang lain. Adler menyebunya minat sosial.
d)
Ego merupakan bagian dari jiwa yang
kreatif. Menciptakan realitas baru melalui proses menyusun tujuan dan
membawanya pada suatu hasil, disebut dengan fictional goals.
Inferioriy dan Superiority
Manusia dimotivasi oleh adanya
dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Dengan
demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa
depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk
menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti
rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur
membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan
berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan
dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih
baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti
dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority
complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat.
Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior.
Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini
bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi
dan kreatif.
Social Interest
Social interest merupakan bentuk
kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan
untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi
menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan
sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam
pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu
tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan
cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan
sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang
untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat
sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan
seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya
disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan,
persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat
diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih
bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan
tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas
personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia yang
sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan
membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Style of Life
Melalui konsep gaya hidup, Adler
menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan
inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai
usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap
manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik
dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam
lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup
berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau
interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan
mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka
berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5
tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan
lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya
mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi
sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Adler’s typology of personality
Adler mengembangkan teori mengenai
tipe kepribadian berdasakan derajat minat sosial dan aktivitas yang dimiliki
seseorang, hal yang terpenting bagi Adler bukanlah bagaimana seseorang
mengatasi perasaan inferioritasnya, melainkan sejauhmana seseorang
mengembangkan gaya hidup yang konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana
empati dan minat sosial dari masing-masing tipe. Kapasitas untuk berempati
merupakan hal yang penting dalam kehidupan.
Berikut adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:
a)
The Rulling-dominant Type:
asertif, agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi situasi kehidupan
dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi dikombinasikan
denan minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah pada
perilaku antisosial.
b)
The Getting-Leaning Type:
mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan mendukung minatnya,
bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat sosial yang rendah
dan tingkat aktivitas yang rendah.
c)
The Avoidant Type:
menarik diri dari permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan cara menghindar.
Memiliki minat sosail yang rendah dan tingkat aktivitas yang sangat rendah.
d)
The Society Useful Type:
Merupakan tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang realistik atas
masalah yang dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan orang lain
untuk mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat aktivitas
dan minat sosial yang tinggi.
E.
Neurotic Safeguarding Strategies
Semua orang neurotik menciptakan
pengamanan atas harga dirinya, seperti defense mechanism menurut Freud. Pengamanan
tersebut merupakan perlindungan terhadap self atau ego dari pengaruh luar,
biasanya interpersonal, ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:
1. Excuses atau strategi
rasionalisasi
Seseorang
mencoba untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan cara
menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan sebagai alasan
untuk melarikan diri dari tuntutan kehidupan sehingga tidak menunjukkan yang
terbaik. Seseorang merasa aman karena adanya kebebasan untuk tidak melakukan yang
terbaik dari tuntutannya yang kurang terhadap perkembangan diri.
2. Aggresive Strategies
a.
Depreciation: kecenderungan merendahkan orang lain sehingga orang
tersebut tidak terlihat superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri
dalam hubungannya dengan orang lain. Strategi untuk mencapai superior dengan
membuat orang lain merasa inferior.
b.
Accusation: perasaan tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas
perasaan inferior dan frustasi yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung
kemarahan
c.
Self-accusation: menyalahkan diri sendiri atas ketidakberuntungan yang
dialami. Hal itu dilakukan dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati
atau bantuan dari orang lain.
3. Distancing Strategies
Melindungi harga diri dengan
membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan menghindari tantangan yang
memungkinkan adanya resiko kegagalan.
a.
Moving backward: adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan
kesuksesan dan menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut memiliki
motivasi untuk tidak melakukan apapun atau kembali pada tahap perkembangan yang
kurang mencerminkan kecemasan.
b.
Standing Still: seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih
dramatis. Ia menolak tanggung jawab yang memungkinkan adanya evaluasi.
Melindungi diri dari kegagalan dengan tidak melakukan apapun.
c.
Hesitation: secara tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga
menciptakan cara untuk tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom neurotik.
Mengulur waktu sehingga masalah tidak perlu lagi dihadapi.
d.
Construction of obstacles: bentuk pengecualian karena seseorang melihat
masalah yang mungkin dapat mencegahnya untuk menunjukkan usaha yang lebih besar
sehingga dapat melindungi harga dirinya.
Faulty Life-styles
Gaya hidup yang maladaptif merupakan
hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja dan gaya hidup
diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat
dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu
anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu.
Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan
sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit
atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk
memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di
lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.
Penelitian Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran
Sejalan dengan perhatian Adler
terhadap penentu sosial kepribadian, ia mengamati bahwa kepribadian anak
sulung, anak tengah, dan anak bungsu dalam satu keluarga akan berlainan.
1.
Anak Pertama
Menurut
Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya
pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua
lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat
adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah situasi dan pandangan anak pertama
terhadap dunia. Bila anak pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika
memiliki adik, maka biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2.
Anak Tengah
Ciri
anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan cenderung
memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri
dengan lebih baik.
3.
Anak Bungsu
Anak
bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia
akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik dan
tidak mampu menyesuaikan diri.
4.
Anak Kedua
Sifat
anak ini selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu
dibantu dalam banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang kejayaannya
–sama ada ibu, bapa atau kakak atau abangnya. Dia turut mempunyai daya saing
yang lebih tinggi dan sering kali berlumba- lumba untuk menjadi yang lebih baik
daipada adik- beradiknya yang lain. Anak kedua boleh menjadi seorang yang degil
atau cuba dilihat menyerlah daripada orang lain dalam apa- apa perkara.
5.
Anak Kembar
Salah
satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif, cerdas, dan
aktif. Maka, ibu bapa mereka cenderung melihat salah seorang daripada mereka
adalah kakak atau abang kepada yang satu lagi. Anak kembar boleh mengalami
masalah ketidaktentuan identiti. Pasangan kembar yang lebih menyerlah akan
menjadi ketua dan model kepada pasangannya yang lebih lemah dan pasif.
F.
Dinamika
psikologi menurut Abraham Maslow
Abraham
Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Humanistik adalah
aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950-an sebagai reaksi terhadap
behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan
perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam
pengembangan teori psikologis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat
Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1.
Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2.
Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3.
Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4.
Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5.
Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki
kreativitas.
Pendekatan
humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan
tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Maslow
percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa
mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah
(bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Kebutuhan fisiologis/ dasar
2.
Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
3.
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.
Kebutuhan untuk dihargai
5.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kritik
terhadap teori piramida kebutuhan
Tapi
ada sebuah loncatan pada piramida kebutuhan Maslow yang paling tinggi, yaitu
kebutuhan mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan itu sama sekali berbeda dengan
keempat kebutuhan lainnya, yang secara logika mudah dimengerti. Seakan-akan ada
missing link antara piramida ke-4 dengan puncak piramida. Seolah-olah terjadi
lompatan logika.
G.
Dinamika psikologi menurut Ivan Petrovich Pavlov
Ivan
Petrovich Pavlov adalah seorang fisiolog, psikolog, dan dokter Rusia. Ia
dilahirkan 14 September 1849 di Rjasan sebuah desa kecil di Rusia tengah.
Keluarganya mengharapkannya menjadi pendeta, sehingga ia bersekolah di Seminari
Teologi. Setelah membaca Charles Darwin, ia menyadari bahwa ia lebih banyak
peduli untuk pencarian ilmiah sehingga ia meninggalkan seminari ke Universitas
St. Petersburg. Di sana ia belajar kimia dan fisiologi, dan menerima gelar
doktor pada 1879. Ia melanjutkan studinya dan memulai risetnya sendiri dalam
topik yang menariknya: sistem pencernaan dan peredaran darah. Karyanya pun
terkenal, dan diangkat sebagai profesor fisiologi di Akademi Kedokteran
Kekaisaran Rusia.
Ia
sebenarnya bukanlah sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli
psikologi, karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Pavlov
lebih tertarik pada fisiologi ketimbang psikologi. Ia melihat pada ilmu
psikiatri yang masih baru saat itu sedikit meragukan. Namun ia sungguh-sungguh
berpikir bahwa refleks terkondisi dapat menjelaskan perilaku orang gila.
Sebagai contoh, ia mengusulkan, mereka yang menarik diri dari dunia bisa
menghubungkan semua rangsangan dengan luka atau ancaman yang mungkin.
Gagasannya memainkan peran besar dalam teori psikologi behavioris,
diperkenalkan oleh John Watson sekitar 1913..
Eksperimen
dan Karya yang membuat Pavlov memiliki reputasi di bidang psikologi sebenarnya
bermula sebagai studi dalam pencernaan. Ia sedang mencari proses pencernaan
pada anjing, khususnya hubungan timbal balik antara air ludah dan kerja perut.
Dalam penelitian tersebut ia melihat bahwa subyek penelitiannya (seekor anjing)
akan mengeluarkan air liur sebagai respons atas munculnya makanan. Ia sadar
kedua hal itu berkaitan erat dengan refleks dalam sistem saraf otonom. Tanpa
air liur, perut tidak membawa pesan untuk memulai pencernaan. Pavlov ingin
melihat bahwa rangsangan luar dapat mempengaruhi proses ini, maka ia
membunyikan metronom dan di saat yang sama ia mengadakan percobaan makanan
anjing.
Classic
Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, di mana perangsang asli
dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan. Urutan kejadian melalui percobaan terhadap
anjing :
1.
US (unconditioned stimulus) = stimulus asli atau netral: Stimulus tidak
dikondisikan yaitu stimulus yang langsung menimbulkan respon, misalnya daging
dapat merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur.
2.
UR (unconditioned respons): disebut perilaku responden (respondent behavior)
respon tak bersyarat, yaitu respon yang muncul dengan hadirnya US, yaitu air
liur anjing keluar karen anjing melihat daging.
3.
CS (conditioning stimulus): stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak dapat
langsung menimbulkan respon. Agar dapat menimbulkan respon perlu dipasangkan
dengan US secara terus-menerus agar menimbulkan respon. Misalnya bunyi bel akan
menyebabkan anjing mengeluarkan air liur jika selalu dipasangkan dengan daging.
4.
CR (conditioning respons): respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul dengan
hadirnya CS, Misalnya: air liur anjing keluar karena anjing mendengar bel.
Dari
eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasan dapat diketahui bahwa
daging yang menjadi stimulus alami (UCS = Unconditional Stimulus = Stimulus
yang tidak dikondisikan) dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus
yang dikondisikan (CS = Conditional Stimulus = Stimulus yang dikondisikan).
Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang
dikondisikan. Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat
dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Setelah
beberapa saat, anjing itu -- yang hanya sebelum mengeluarkan liur saat mereka
melihat dan memakan makanannya -- akan mulai mengeluarkan air liur saat
metronom itu bersuara, malahan jika tiada makanan ada. Ia kemudian
mengeksplorasi fenomena ini dan kemudian mengembangkan satu studi perilaku
(behavioral study) yang dikondisikan, yang dikenal dengan teori Classical
Conditioning. Menurut teori ini, ketika makanan (makanan disebut sebagai the
unconditioned or unlearned stimulus - stimulus yang tidak dikondisikan atau
tidak dipelajari) dipasangkan atau diikutsertakan dengan bunyi bel (bunyi bel
disebut sebagai the conditioned or learned stimulus - stimulus yang
dikondisikan atau dipelajari), maka bunyi bel akan menghasilkan respons yang
sama, yaitu keluarnya air liur dari si anjing percobaan.
Pada
1903 Pavlov menerbitkan hasil eksperimennya dan menyebutnya "refleks
terkondisi," berbeda dari refleks halus, seperti. Pavlov menyebut proses
pembelajaran ini (sebagai contoh, saat sistem saraf anjing menghubungkan suara
metronom dengan makanan) "pengkondisian". Ia juga menemukan bahwa
refleks terkondisi akan tertekan bila rangsangan ternyata terlalu sering
"salah". Jika metronom bersuara berulang-ulang dan tidak ada makanan,
anjing akan berhenti mengeluarkan ludah. Hasil karyanya ini bahkan
menghantarkannya menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu teori ini merupakan
dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviourisme, sekaligus meletakkan
dasar-dasar bagi penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan
teori-teori tentang belajar.
Pavlov
amat dihormati di negerinya sendiri -- baik sebagai Kekaisaran Rusia maupun Uni
Soviet -- dan di seluruh dunia. Pada 1904, ia memenangkan Penghargaan Nobel
dalam Fisiologi atau Kedokteran dalam penelitiannya tentang pencernaan. Ia
adalah orang yang terang-terangan dan sering bersilang pendapat dengan pemerintah
Soviet dalam hidupnya, namun karena reputasinya, dan juga karena bangganya
penduduk senegerinya kepadanya, membuatnya terjaga dari penganiayaan. Ia aktif
bekerja di laboratorium sampai kematiannya dalam usia 86 pada tanggal 27
Februari 1936 di Leningrad
DAFTAR PUSTAKA
thanks infoonnyyaa gan^^
BalasHapussipp
BalasHapusartikel yang menarik untuk dibaca dan sangat membantu mata kuliah saya. makasih ya.
BalasHapusMy blog
Dear Fatimah,
HapusTerimakasih atas komentarnya, semoga bermanfaat